Trendingmanado.com– Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Drs Steven Kandouw menghadiri pertemuan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/SMK/SLB Provinsi Sulut, yang dirangkaikan dengan Halal Bi Halal, di Gedung Wanita, Kawasan Wisata Pantai Batu Pinagut, Kecamatan Kaidipang, Kamis 16 Mei 2024.
Dalam kesempatan itu, Wagub menceritakan bagaimana Taiwan menjadi negara maju dan makmur. Di mana waktu perang, yang diselamatkan pemimpinnya yaitu guru-guru bukan bala tentaranya sehingga puluhan ribuan guru diangkut ke Taipei atau Taiwan.
“Terbukti sekarang SDM-nya mantap, etos kerja tinggi, mentalnya bagus, akuntabilitasnya luar biasa. Negara Taipei yang kecil menjadi negara yang termakmur sekarang, yang berani melawan China,” kata Wagub Kandouw.
Setelah ditelusuri, lanjut Wagub, pemimpin mereka mendorong para guru untuk menjadi bangsa yang besar. Dimana guru harus menciptakan guru yang terbaik, yang membedakan guru dari anak didik adalah inovasi. “Jadi kepala cabang dinas jangan cuma jaga telur busuk tidak berpikir out of the box. Anda harus mampu berinovasi. Jangan jadi alasan. Inovasi bagaimana anak-anak punya motivasi sekolah, bagaimana merangsang anak-anak punya pikiran mengeksplorasi dunia,” ujarnya.
Contohnya di SMA Negari 8 Manado, kata Wagub, mereka punya inovasi tentang green education. Padahal bukan sekolah kejuruan. Anak anak dirangsang jadi pioneer farmer. Petani-petani pioneer di rumah sendiri, menanam menggunakan hydroponic. “Kalau anda tidak bisa berinovasi, tersingkir. Karena yang berminat banyak, yang terpilih hanya Bapak/Ibu sekalian,” tegasnya.
Wagub menyebutkan negara-negara kuat terdiri dari tiga unsur, yaitu tentara yang kuat, rakyat tidak kelaparan dan pemimpin dipercaya. Kalau dipilih satu yang mutlak harus ada yaitu pemimpin dipercaya. “Pemimpin yang baik, bukan pemimpin yang ditakuti dan dihormati, tapi yang baik yaitu pemimpin dipercaya termasuk kepala sekolah dan kepala cabang dinas. Kalau Anda tidak dipercaya bawahan Anda, rusak institusi. Yang pertama, aksesibilitas tidak ada yang ditutupi. Siapa saja boleh akses dana BOS,” tegasnya.
Selanjutnya, kata Wagub, akuntabilitas. “Semua harus bisa dipertanggungjawabkan. Jangan ada lagi pengelolaan keuangan yang tidak dipertanggungjawabkan karena pakai sesuai keinginan sendiri. Persisi atau ketepatan,” katanya.
Wagub berharap, ke depan, proses kenaikan pangkat harus jelas. “Jangan ada pungutan-pungutan dan lain lain. Saya mengerti dengan UUD baru Merdeka Belajar, perlu penyesuaian. Mau tidak mau torang harus kaji lebih dalam lagi. Semua harus berikhtiar program ini sukses. Karena ini lebih spesifik dan tematik, guru-guru meng-uprade pengetahuan,” katanya.
Wagub juga meminta kearifan lokal harus diperhatikan terkait kesenian belajar, termasuk bahasa daerah. Lokal konten ini termasuk bahas Jepang. Karena setiap tahun dibutuhkan tenaga kerja ke Jepang sesuai permintaan Gubernur.
“Lokal konten perlu dan harus dikontrol, jangan ada kegiatan keagamaan eksternal yang masuk sekolah. Jangan pupuk budaya hedonisme di anak-anak kita. Penamatan sekolah jangan bikin mewah-mewah. Jangan sampai menjadi bully di media sosial,” pungkasnya.
Kegiatan dihadiri Penjabat Bupati Bolmut Sarifudin Lasena, Asisten I Pemprov Sulut Denny Mangala dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulut Femmy Suluh dan para guru se-Sulut.(*)