MANADO, Trendingmanado.com– Ketidakpastian ekonomi di tahun 2023, selalu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam beberapa kesempatan. Dikatakannya, di tahun 2023, Indonesia optimis namun waspada menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Adapun yang menjadi embrio dari ketidakpastian tersebut dikarenakan pengaruh dari luar negeri. “Ya, kita belum tahu kapan perang Ukraine – Rusia berakhir,” ungkap Frederik Worang, dosen Universitas Sam Ratulangi Manado.
Mantan Staf Khusus Gubernur Sulut ini lebih lanjut menjelaskan, perang mengakibatkan terganggunya rantai pasok barang, termasuk bahan pangan.
Terganggunya rantai pasok, terutama bahan pangan akan mengganggu ketersediaan bahan pangan yang menjadi kebutuhan primer manusia. Oleh karena itu Worang menyatakan sangat mendukung ajakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey kepada rakyat Sulut untuk ‘Ba Kobong’ (berkebun). “Ini untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras yang harganya berfluktuasi belakangan ini. Jika masyarakat mengikuti anjuran Gubernur untuk ‘Ba Kobong’, maka sektor pertanian dan perkebunan akan kuat dan diharapkan memberikan persentasi tinggi pada pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, sektor pertanian dan perkebunan menjadi perhatian dalam pemerintahan ODSK (Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Steven OE Kandouw). “Karena keberhasilan di sektor ini selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan petani, juga dapat menurunkan angka inflasi. Jangan lupa target Pertumbuhan Ekonomi (PE) nasional 5.3 persen, dan Sulut akan berada di atas rata-rata nasional. So itu, Mari jo ba kobong,” ujar Worang mengajak elemen masyarakat Sulut untuk mendukung program ‘Ba Kobong’ yang digalakkan oleh Kepala Daerah Sulut.
Worang kemudian mengajak masyarakat untuk menyontohi apa yang selalu dilakukan Gubernur Olly dalam mengolah lahan pertanian serta turun langsung memberi makan hewan ternaknya.(*)